Keutamaan
Istighfar Dan Manfaat Dari Beberapa Istighfar.

وَاسْتَغْفِرِ اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An Nisaa’ (4) : 106)
 


وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ
يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia
mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. An Nisaa’ (4) : 110)

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ
وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara
mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta
ampun. (QS. Al Anfaal (8) : 33)

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ
يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى

Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (Jika
kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik
(terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan. (QS. Hud
(11) : 3)

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ
غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ
وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan
untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
(QS. Nuh (71) : 10-12)

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ { وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ } فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي
لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِي الْيَوْمِ سَبْعِينَ مَرَّةً قَالَ هَذَا حَدِيثٌ
حَسَنٌ صَحِيحٌ وَيُرْوَى عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَيْضًا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِي الْيَوْمِ
مِائَةَ مَرَّةٍ وَقَدْ رُوِيَ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ
وَرَوَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ

Telah menceritakan kepada kami Abdu bin Humaid telah menceritakan kepada kami
Abdurrazzaq telah mengkhabarkan kepada kami Ma’mar dari Az Zuhri dari Abu
Salamah dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu: “Dan mohonlah ampunan bagi
dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.”
(Muhammad: 19) nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Sesungguhnya
aku meminta ampun kepada Allah dalam sehari sebanyak tujuhpuluh kali.” Abu
Isa berkata: Hadits ini hasan shahih. Diriwayatkan dari Abu Hurairah juga dari
nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, beliau bersabda: “Sesungguhnya aku
meminta ampun kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali.”
Diriwayatkan melalui sanad lain dari nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam,
“Sesungguhnya aku meminta ampun kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus
kali.” Muhammad bin Amru juga meriwayatkannya dari Abu Salamah dari Abu
Hurairah. (HR. At Tirmidzi No.3182, Bukhori No.5832, Muslim No.4870, Ibnumajah
No.3805, 3806, Abudaud No.1294, Ahmad No.7461, 8137 dan Ad Darimi No.2607)

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ بْنِ سَعِيدِ بْنِ
كَثِيرِ بْنِ دِينَارٍ الْحِمْصِيُّ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عِرْقٍ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ بُسْرٍ يَقُولُ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طُوبَى لِمَنْ وَجَدَ فِي
صَحِيفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيرًا

Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Utsman bin Sa’id bin Katsir bin Dinar
Al Himsha telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Abdurrahman bin ‘Irq saya mendengar Abdullah bin Busr dia berkata;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Beruntunglah bagi orang
yang mendapatkan didalam catatan amalnya istighfar yang banyak.” (HR.
Ibnumajah No.3808)

قال صلى الله عليه وسلم: الاسْتِغْفَارُ يَأكُلُ
الذُّنُوبَ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الحَطَبَ اليابِسَ

Nabi Muhammad saww. bersabda : Istighfar itu dapat memakan dosa-dosa
sebagaimana api memakan kayu bakar yang kering. (Kitab Lubabul Hadits)

قال صلى الله عليه وسلم: كَثْرَةُ الاسْتِغْفَارِ
تَجْلُبُ الرِّزْقَ

Nabi Muhammad saww. bersabda : Memperbanyak Istighfar itu dapat mendatangkan
(menarik) rizki. (Kitab Lubabul Hadits)

قال صلى الله عليه وسلم: مَا أَصَرَّ مَنِ اسْتَغْفَرَ
وإنْ عَادَ في اليَوْم سَبْعِينَ مَرَّةً

Nabi Muhammad saww. bersabda : Tidak tetap berdosa orang yang beristighfar
sekalipun ia kembali dalam sehari tujuh puluh kali. (Kitab Lubabul Hadits)

قال صلى الله عليه وسلم: مَنِ اسْتَغْفَرَ بَعْدَ
الذُّنُوبِ غَفَرَ الله لَهُ فَهُوَ لَها كَفَّارَةٌ

Nabi Muhammad saww. bersabda : Barangsiapa beritighfar sesudah berbuat dosa,
maka Allah mengampuni kepadanya, karena istighfar itu adalah merupakan pelebur
dosa. (Kitab Lubabul Hadits)

قال النبي صلى الله عليه وسلم: لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ
وَدَواءُ الذُّنوبِ الاسْتِغْفَارُ

Nabi Muhammad saww. bersabda : Setiap penyakit itu ada obatnya, dan obat
dosa-dosa adalah istighfar (mohon ampun kepada Allah disertai bertobat). (Kitab
Lubabul Hadits)

قال صلى الله عليه وسلم: لِكُلِّ شَيْءٍ حِلْيَةٌ
وَحِلْيَةُ الذُّنُوبِ الاسْتِغْفَارُ

Nabi Muhammad saww. bersabda : Setiap sesuatu itu ada perhiasannya, adapun
perhiasan dosa adalah istighfar. (Kitab Lubabul Hadits)

قال صلى الله عليه وسلم: مَنِ اسْتَغْفَرَ غَفَرَ الله
لَهُ وإنْ كَانَ فارّا مِنَ الزَّحْفِ

Nabi Muhammad saww. bersabda : Barangsiapa memohon ampun maka Allah mengampuni
kepadanya sekalipun dia lari dari barisan perang. (Kitab Lubabul Hadits)

من قال أستغفر الله في يوم سبعين مرة غفر الله له
سبعمائة ذنب، وقد خاب عبد أو أمة يذنب في يوم وليلة أكثر من سبعمائة ذنب

Nabi Muhammad saww. bersabda : Barangsiapa mengucap ASTAGHFIRULLAH setiap hari
tujuhpuluh kali, niscaya Allah akan menghapuskan daripadanya sebanyak
tujuhratus dosa. Betapa kecewanya lelaki atau perempuan yang membuat dosa pada
sehari semalam lebih banyak dari tujuhratus dosa. (Kitab An Nashaaih Ad
Diniyah)

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ
بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ مُصْعَبٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ حَدَّثَهُ عَنْ
ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ حَدَّثَهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ
ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا
يَحْتَسِبُ

Telah menceritakan dari Kami Hisyam bin ‘Ammar, telah menceritakan kepada Kami
Al Walid bin Muslim, telah menceritakan kepada Kami Al Hakam bin Mush’ab, telah
menceritakan kepada Kami Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas dari ayahnya
bahwa ia bercerita kepadanya, dari Ibnu Abbas bahwa ia bercerita kepadanya, ia
berkata; Rasulullah shallAllahu wa’alaihi wa sallam bersabda: “Barang
siapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah pasti akan selalu memberikannya
jalan keluar dari setiap kesempitan dan kelapangan dari segala kegundahan serta
Allah akan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak ia
sangka-sangka.” (HR. Abu Daud No.1297, Ibnu Majah No.3809 dan Ahmad
No.2123).

حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا
رِشْدِينُ قَالَ حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ سَعِيدٍ التُّجِيبِيُّ عَمَّنْ
حَدَّثَهُ عَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْعَبْدُ آمِنٌ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مَا
اسْتَغْفَرَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ

Telah menceritakan kepada kami Mu’awiyah bin ‘Amru Telah menceritakan kepada
kami Risydin telah menceritakan kepadaku Mu’awiyah bin Sa’id At Tujini dari
orang yang bercerita kepadanya dari Fadlalah bin ‘Ubaid dari Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasalam bersabda: “Hamba akan senantiasa terhindar dari adzab
Allah ‘azza wajalla selama ia beristighfar kepada Allah ‘azza wajalla.”
(HR. Ahmad No.22828)

عليكم بلا اله الا الله و الاستغفار فأكثروا منهما فان
ابليس قال : اهلكت الناس بالذنوب و اهلكونى بلا اله الا الله و الاستغفار فلما
رايت ذلك اهلكتهم بالاهواء وهم يحسبون انهم مهتدون

Abubakar As Siddiq ra., Nabi Muhammad saww. bersabda : Pentingkanlah untuk
banyak-banyak membaca LAA ILAAHA ILLALLAAH dan ISTIGHFAR, karena Iblis pernah
berkata : saya merusak manusia dengan dosa-dosa, dan mereka merusak aku dengan
LAA ILAAHA ILLALLAAH dan ISTIGHFAR, manakala aku melihat bacaan tersebut
(dibacanya), maka saya rusak mereka dengan HAWA NAFSU sehingga mengira bahwa
telah memperoleh hidayah. (HR. Ahmad dan Abu Ya’la, Didalam Kitab Nashoihul
Ibad)

أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ إِسْحَقَ عَنْ ابْنِ
الْمُبَارَكِ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ قَالَ قَالَ إِبْلِيسُ لِأَوْلِيَائِهِ مِنْ
أَيِّ شَيْءٍ تَأْتُونَ بَنِي آدَمَ فَقَالُوا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ قَالَ فَهَلْ
تَأْتُونَهُمْ مِنْ قِبَلِ الِاسْتِغْفَارِ قَالُوا هَيْهَاتَ ذَاكَ شَيْءٌ قُرِنَ
بِالتَّوْحِيدِ قَالَ لَأَبُثَّنَّ فِيهِمْ شَيْئًا لَا يَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ
مِنْهُ قَالَ فَبَثَّ فِيهِمْ الْأَهْوَاءَ

Telah mengabarkan kepada kami Ibrahim bin Ishak dari Ibnu Al Mubarak dari Al
‘Auza’i ia berkata: “Iblis berkata kepada pengikutnya, Dari sisi mana saja
kalian datang (menggoda) manusia?, mereka menjawab: ‘dari segala arah’, ia
bertanya lagi: ‘Apakah kalian akan datang (menggoda) mereka dari arah
istighfar? ‘, mereka menjawab: ‘tidak mungkin, karena hal itu sangat berkaitan dengan
tauhid, ia berkata: ‘Aku akan sebarkan sesuatu diantara mereka hingga mereka
tidak beristighfar kepada Allah. Dia (Al ‘Auza’i) berkata: ‘Lalu iblis
menyebarkan (keinginan mengikuti) hawa nafsu kepada mereka’ “. (HR. Ad
Darimi No.310)

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ ابْنِ
عَجْلَانَ عَنْ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ
الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ
فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ
فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ { كَلَّا
بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ } قَالَ هَذَا حَدِيثٌ
حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Al Laits
dari Ibnu ‘Ajlan dari Al Qa’qa’ bin Hakim dari Abu Shalih dari Abu Hurairah
radliallahu ‘anhu beliau bersabda: “Seorang hamba apabila melakukan suatu
kesalahan, maka di titikkan dalam hatinya sebuah titik hitam dan apabila ia
meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan dan
apabila ia kembali maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutup
hatinya, dan itulah yang diistilahkan “Ar raan” yang Allah sebutkan:
kallaa bal raana ‘alaa quluubihim maa kaanuu yaksibuun.(QS. Almuthaffifin 14).
Ia berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih. (HR. At Tirmidzi No.3257,
Ibnumajah No.4234, Ahmad No.7611)

وروى معروف الكرخي عن أنس بن مالك وابن عمر: أن رجلاً أتى
النبي فقال؛ دلني على عمل يدخلني الجنة؟ قال: لا تغضب، قال: فإني لا أطيق ذلك.
قال: فاستغفر الله عز وجل كل يوم بعد صلاة العصر سبعين مرة يغفر الله لك ذنوب
سبعين عاماً. قال: فإن لم تأت عليّ ذنوب سبعين؟ قال: يغفر لأقاربك. غفر لنا الله
ولأقاربنا

Ma’ruf Al-Karkhi meriwayatkan dari Anas bin Malik ra. dan Ibnu Umar ra. bahwa
ada seorang datang kepada Nabi Muhammad saww. dan berkata : Ya Rasulullah
tunjukkan padaku amal perbuatan yang dapat memasukkan aku kesurga? Jawab Nabi
saww. : Jangan marah. Berkata orang itu : Saya tidak dapat berbuat itu (menahan
marah). Maka sabda Nabi saww. : Bacalah istighfar tiap hari sesudah (sholat)
ashar tujuh puluh kali, niscaya Allah mengampunkan bagimu dosa tujuh puluh
tahun. Orang itu bertanya : Jika dosaku belum mencapai tujuh puluh tahun? Jawab
Nabi saww. : Allah akan mengampunkan dosa-dosa keluarga kerabatmu. Semoga Allah
mengampunkan dosa-dosa kami dan kerabat kami. (Kitab Irsyadul-‘Ibad
Ilasabilirrasyad)

حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ
عَنْ عَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُودِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ
عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ
فَيَقُولُ يَا رَبِّ أَنَّى لِي هَذِهِ فَيَقُولُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ

Telah menceritakan kepada kami Yazid, dia berkata; telah mengabarkan kepada
kami Hammad bin Salamah dari ‘Ashim bin Abu An Nujud dari Abu Shalih dari Abu
Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla akan mengangkat derajat seorang hamba
yang shalih di surga, hamba itu kemudian berkata; ‘Wahai Rabb, dari mana semua
ini? ‘ maka Allah berfirman; ‘Dari istighfar anakmu.'” (HR. Ahmad
No.10202)

Macam-macam istigfar.

1. اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ
أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ
وَأَبُوءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا
أَنْتَ

Allaahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa
‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu a’uudzu bika min syarri maa shona’tu
abuu`u laka bini’matika ‘alayya wa abuu`u bidzanbii faghfirlii fa innahu laa
yaghfirudz-dzunuuba illa anta.

حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ عَنْ كَثِيرِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ
رَبِيعَةَ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى سَيِّدِ
الِاسْتِغْفَارِ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي
وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ
مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ وَأَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَعْتَرِفُ
بِذُنُوبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
لَا يَقُولُهَا أَحَدُكُمْ حِينَ يُمْسِي فَيَأْتِي عَلَيْهِ قَدَرٌ قَبْلَ أَنْ
يُصْبِحَ إِلَّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ وَلَا يَقُولُهَا حِينَ يُصْبِحُ
فَيَأْتِي عَلَيْهِ قَدَرٌ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ إِلَّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَابْنِ عُمَرَ وَابْنِ مَسْعُودٍ وَابْنِ
أَبْزَى وَبُرَيْدَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ
حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَقَدْ رُوِيَ هَذَا الْحَدِيثُ مِنْ غَيْرِ
هَذَا الْوَجْهِ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ وَعَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي
حَازِمٍ هُوَ ابْنُ أَبِي حَازِمٍ الزَّاهِدُ

Telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Huraits telah menceritakan kepada
kami Abdul Aziz bin Abu Hazim?? dari Katsir bin Zaid? dari Utsman bin Rabi’ah?
dari Syaddad bin Aus? radliallahu ‘anhu bahwa Nabi? shallallahu ‘alaihi
wasallam berkata kepadanya: “Maukah aku tunjukkan kepadamu sayyid
istighfar? Yaitu ALLAAHUMMA ANTA RABBII LAA ILAAHA ILLAA ANTA KHALAQTANII WA
ANAA ‘ABDUKA WA ANAA ‘ALAA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU, A’UUDZU BIKA MIN
SYARRI MAA SHANA’TU WA ABUU-U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA WA A’TARIFU BIDZUNUUBII
FAGHFIR LII DZUNUUBII, INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA. (Ya Allah,
Engkau adalah Tuhanku, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engaku,
Engkau telah menciptakanku, dan aku adalah hambaMu, dan berada dalam perjanjian
dan janjiMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan apa yang telah aku
perbuat, dan aku mengakui kenikmatanMu yang Engkau berikan kepadaku dan
mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah dosaku, sesungguhnya tidak ada yang dapat
mengampuni dosa kecuali Engkau). Tidak ada seorangpun diantara kalian yang
mengucapkannya ketika sore hari kemudian datang kepadanya taqdir untuk
meninggal sebelum datang pagi hari melainkan wajib baginya Surga, dan tidaklah
ia mengucapkannya ketika pagi hari kemudian datang kepadanya taqdir untuk
meninggal sebelum datang sore hari melainkan wajib baginya Surga.” Dalam
bab tersebut ada yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Ibnu Umar, Ibnu Mas’ud,
Ibnu Abza serta Buraidah? radliallahu ‘anhum. Abu Isa berkata; hadits ini
adalah hadits hasan gharib dari sisi ini dan hadits ini telah diriwayatkan dari
selain sisi ini dari Syaddad bin Aus, sedangkan Abdul Aziz bin Abu Hazim adalah
Ibnu Abu Hazim Az Zahid. (HR. At-Tirmidzi No.3315, Bukhori No.5832, 5848, An
Nasa’I No.5427 dan Abudaud No.4408)

2. أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ
إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullaahal ‘adziima alladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuum wa
atuubu ilaihi.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا
مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ الشَّنِّيُّ حَدَّثَنِي أَبِي
عُمَرُ بْنُ مُرَّةَ قَال سَمِعْتُ بِلَالَ بْنَ يَسَارِ بْنِ زَيْدٍ مَوْلَى
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي
سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ قَالَ
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ
الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ غُفِرَ لَهُ وَإِنْ كَانَ فَرَّ مِنْ الزَّحْفِ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا
الْوَجْهِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isma’il telah menceritakan kepada
kami Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar Asy Syanni
telah menceritakan kepadaku bapakku Umar bin Murrah dia berkata; saya mendengar
Bilal bin Yasar bin Zaid bekas budak (yang telah dimerdekakan oleh) Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam telah menceritakan kepadaku ayahku dari kakekku, dia mendengar
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa mengucapkan;
ASTAGHFIRULLAAHAL ‘ADZIIM ALLADZII LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYUUM WA
ATUUBU ILAIH (Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, dzat yang tiada
Ilah melainkan Dia, yang Maha hidup kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya) serta aku bertaubat kepada-Nya) Maka (dosa-dosanya) akan di
ampuni sekalipun ia telah lari dari peperangan.” Abu ‘Isa berkata;
“Hadits ini derajatnya gharib, dan kami tidak mengetahuinya melainkan dari
jalur ini.” (HR. At Tirmidzi No.3501)

حَدَّثَنَا صَالِحُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا
أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْوَصَّافِيِّ عَنْ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ
قَالَ حِينَ يَأْوِي إِلَى فِرَاشِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا
إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ذُنُوبَهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ وَإِنْ
كَانَتْ عَدَدَ وَرَقِ الشَّجَرِ وَإِنْ كَانَتْ عَدَدَ رَمْلِ عَالِجٍ وَإِنْ
كَانَتْ عَدَدَ أَيَّامِ الدُّنْيَا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ الْوَصَّافِيِّ
عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ الْوَلِيدِ

Telah menceritakan kepada kami Shalih bin Abdullah telah menceritakan kepada
kami Abu Mu’awiyah? dari Al Washshafi? dari ‘Athiyyah? dari Abu Sa’id?
radliallahu ‘anhu dari Nabi? shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
“Barang siapa ketika (sebelum tidur)
menuju tempat tidurnya mengucapkan; ASTAGHFIRULLAAHAL ‘AZHIIM ALLADZII LAA
ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUM WA ATUUBU ILAIH (Aku memohon ampunan kepada
Allah yang Maha Agung, Yang tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia,
yang selalu hidup dan senantiasa mengurus makhukNya. Aku bertaubat kepadaNya)
sebanyak tiga kali maka Allah mengampuni dosa-dosanya walaupun seperti buih
lautan, walaupun sebanyak daun pohon, walaupun sebanyak kerikil, walaupun
sebanyak hari-hari di dunia.” Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits
hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari sisi ini dari hadits Al
Washshafi ‘Ubaidullab bin Al Walid. (HR. Ahmad No.3319)

3. رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ
التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Rabbighfirlii watub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim.

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُو
أُسَامَةَ وَالْمُحَارِبِيُّ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ
سُوقَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ يَقُولُ رَبِّ اغْفِرْ
لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ مِائَةَ مَرَّةٍ

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami
Abu Usamah dan Al Muharibi dari Malik bin Mighwal dari Muhammad bin Suqah dari
Nafi’ dari Ibnu Umar dia berkata; “Apabila kami menghitung ucapan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam suatu majlis: “Rabbighfirlii
watub ‘alayya innaka antat tawwabur rahiim (Ya Rabbku ampunilah aku dan
terimalah taubatku, sesungguhnya Engkaulah Maha penerima taubat dan maha
penyayang” beliau mengucapkannya sebanyak seratus kali.” (HR.
Ibnumajah No.3804 dan Abudaud No.1295)

4. رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ
التَّوَّابُ الْغَفُورُ

Rabbighfirlii watub ‘alayya innaka antat tawwaabul ghafuur.

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْكُوفِيُّ
حَدَّثَنَا الْمُحَارِبِيُّ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ
سُوقَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ يُعَدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةُ مَرَّةٍ
مِنْ قَبْلِ أَنْ يَقُومَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ
التَّوَّابُ الْغَفُورُ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سُوقَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ
بِمَعْنَاهُ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ

Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Abdurrahman Al Kufi, telah menceritakan
kepada kami Al Muharibi dari Malik bin Mighwal dari Muhammad bin Suqah dari
Nafi’ dari Ibnu Umar, ia berkata; Dalam satu majlis Rasulullah shallallahu
wa’alaihi wa sallam, sebelum beliau berdiri (meninggalkan majlis), terhitung
seratus kali beliau mengucapkan: “RABBIGHFIRLII WA TUB ‘ALAYYA INNAKA
ANTAT TAWWAABUL GHAFUUR” (Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku, dan terimalah
taubatku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi taubat dan Maha Pengampu).
Abu Isa berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah
menceritakan kepada kami Sufyan dari Muhammad bin Suqah dengan sanad ini
seperti itu dengan maknanya. Hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib. (HR.
At Tirmidzi No.3356 dan Ahmad No.4496)

5. سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ
وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

Subhaanallaahi wabihamdihi astaghfirullaah wa atuubu ilaihi.

حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنِي
عَبْدُ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا دَاوُدُ عَنْ عَامِرٍ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ
قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ مِنْ
قَوْلِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
قَالَتْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَاكَ تُكْثِرُ مِنْ قَوْلِ سُبْحَانَ
اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فَقَالَ خَبَّرَنِي
رَبِّي أَنِّي سَأَرَى عَلَامَةً فِي أُمَّتِي فَإِذَا رَأَيْتُهَا أَكْثَرْتُ
مِنْ قَوْلِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ
إِلَيْهِ فَقَدْ رَأَيْتُهَا { إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ } فَتْحُ
مَكَّةَ { وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
}

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan
kepadaku Abdul A’la telah menceritakan kepada kami Dawud dari Amir dari Masruq
dari Aisyah ra dia berkata, “Dahulu Rasulullah
Shallallahu’alaihiwasallammemperbanyak pertakataan, ‘SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI
ASTAGHFIRULLAAH WA ATUUBU ILAIHI (Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, saya
memohon ampunan kepada Allah dan saya bertaubat kepadaNya)’.” Aisyah
berkata, “Lalu aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, saya melihatmu memperbanyak
perkataan, ‘Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, aku memohon ampunan kepada
Allah dan bertaubat kepadaNya’. Maka beliau menjawab, ‘Rabbku telah mengabarkan
kepadaku bahwa aku akan melihat suatu tanda pada umatku, ketika aku melihatnya
maka aku memperbanyak membaca, ‘Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, aku
memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepadaNya’, maka sungguh aku telah
melihatnya, yaitu (ketika pertolongan Allah datang dan pembukaanNya) yaitu
pembukaan (fath) Makkah, dan dan kamu telah melihat manusia masuk ke dalam
agama Allah secara berbondong-bondong, lalu bertasbihlah dengan memuji Rabbmu
dan memohon ampunlah, sesungguhnya Dia Maha Pemberi taubat’.” (HR. Muslim
No.749 dan Ahmad No.22936)

6. أستغفر اللهَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ والْمُؤْمِنَاتِ

Astaghfirullaaha lilmu’miniina wal-mu’minaat. 27x.

Artinya : Saya memohon ampun kepada Allah untuk orang-orang mukmin dan
mukminat.

من استغفر للمؤمنين والمؤمنات كل يوم سبعا وعشرين مرة
كان من الذين يستجاب لهم ويرزق بهم أهل الأرض

Abu Darda ra., Nabi Muhammad saww. bersabda : Manistaghfara lil-mu’miniina
wal-mu’minaati kulla yaumin sab’an wa ‘isyriina marrotan kaana minalladziina
yustajaabu lahum wa yurzaqu bihim ahlul-ardhi.

Artinya : Barangsiapa membacakan istighfar untuk mukminin dan mukminat sebanyak
27 kali di setiap hari, maka ia termasuk golongan mereka yg terkabul do’anya
dan mereka yg menjadi jaminan rizki Allah bagi para penghuni bumi.”.
(HR.Ath Thabarani, Didalam Kitab Nashoihul Ibad)

من استغفر للمؤمنين والمؤمنات كتب الله له بكل مؤمن
ومؤمنة حسنة

Ubadah bin Shamit ra., Nabi Muhammad saww. bersabda : Manistaghfara lil
mu’miniyna wal mu’minaati, kataballaahu lahu bikulli mu’minin wa mu’minatin
hasanah.

Artinya : Siapa yang memohon ampunan untuk orang-orang beriman laki-laki dan
perempuan, niscaya Allah menulis untuknya dari setiap orang beriman laki-laki
dan perempuan satu kebaikan (pahala). (HR. Ath Thabarani, Di dalam Kitab
Nashoihul Ibad)

7. اللهم انا نستغفرك ونتوب اليك من كل ذنب علمناه او لم
نعلمه فى ليل او نهار

Allaahumma innaa nastghfiruka wa natuubu ilaika min kulli dzanbin ‘alimnaahu au
lam na’lamhu fii lailin au nahaar(in).

Artinya : Ya Allah sesungguhnya kami memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu dari
segala dosa yang kami mengetahuinya dan yang tidak kami ketahui diwaktu malam
dan siang.

Barangsiapa istiqomah membaca istighfar tersebut diatas sehabis shalat subuh,
niscaya Allah membukakan pintu rizki kepadanya dan menutup dari padanya satu
pintu dari pintu-pintu kefakiran. (Kitab Tanqihul Qaul)

8. Istighfar kabir (Al Imam As Sayyid Ahmad bin Idris Rahimahullah “Tarekat
Idrisiyyah”)

أستغفر الله العظيم, الذي لا إله إلا هو الحي القيوم,
غفار الذنوب ذا الجلال و الإكرام , و أتوب إليه من جميع المعاصي كلها و الذنوب و
الآثام, و من كل ذنب أذنبته عمداً و خطأ, ظاهراً و باطناً , قولاً و فعلاً , في
جميع حركاتي و سكناتي و خطراتي و أنفاسي كلها, دائماً أبداً سرمداً , من الذنب
الذي أعلم ومن الذنب الذي لا أعلم , عدد ما أحاط به العلم و أحصاه الكتاب, و خطه
القلم , وعدد ما أوجدته القدرة و خصصته الإرادة , و مداد كلمات الله, و كما ينبغي
لجلال وجه ربنا و جماله و كماله, و كما يحب ربنا و يرضى

Astaghfirullaahal ‘azhiima, al ladzii laa ilaha illa huwal hayyul qayyuuma,
ghoffaarodz dzunuubi dzal jalaali wal ikraami, wa atuubu ilaihi min jamii’il
ma’aashii kullihaa wa wadz dzunuubi wal aatsaami, wa min kulli dzanbin
adznabtuhu amdan wa khotho-an, zhoohiron wa baathinan, qaulan wa fi’lan, fii
jamii’i harokaatii wa sakanaatii wa khothorootii wa anfaasii kullihaa, daa-iman
abadan sarmadan, minadz dzanbil ladzii a’lamu, wa minadz dznbil ladzii laa
a’lamu, ‘adada maa ahaatho bihil ‘ilmu wa ahshoohul kitaabu, wa khoththohul
qolamu, wa ‘adada maa au jadathul qudrotu, wa khoshshoshotl iroodatu, wa
midaada kalimaatillaahi, kamaa yanbaghii lijalaali wajhi robbinaa wa jamaalihi
wa kamaalihi, wa kamaa yuhibbu robbuna wa yardoo.

Artinya : Aku memohon keampunan kepada Allah Yang Maha Besar; Yang tiada Tuhan
yang berhak disembah melainkan Dia; Tuhan Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri
dengan sendirinya; Maha Pengampun segala dosa; Yang Memiliki keagungan dan
kemulian. Aku bertaubat kepadaNya dari segala perbuatan maksiat, dosa dan
kesalahan yang telah aku lakukan sama ada dengan sengaja atau pun tidak, yang
zahir mahupun yang batin, pada perkataan mahupun perbuatan, dalam setiap
pergerakan dan diamku, yang terlintas di benak hatiku ataupun yang wujud di
dalam hembusan nafasku; semuanya untuk selama-lamanya. Tidak kira sama ada
dosa-dosa yang aku ketahui atau tidak aku ketahui, sebanyak mana yang dicakupi
(diketahui) oleh Ilmu Allah; yang dihitung oleh buku amalan dan yang dicatat
oleh pena. Sebanyak mana yang diwujudkan oleh Kekuasaan Allah, yang dituntut
oleh kehendakNya dan sebanyak tinta kalimah-kalimah Allah sepertimana yang
selayaknya bagi kebesaran Zat Tuhan kami, keelokanNya, kesempurnaanNya dan
seperti mana yang dikasihi oleh Tuhan kami dan yang diredhai-Nya.”

9. Istighfar Bisyr bin Harits Al-Hafi Rahimahullah.

استغفر الله من كل سبب تبت منه تم عدت اليه واساله التوبة
و استغفر الله من كل عقد عقدته على نفسي ففسخته ولم اف به

Astaghfirullaaha min kulli sababin tubtu minhu tsumma ‘udtu ilayhi wa
as-aluhut-tawbata, wa astaghfirullaaha minkulli ‘aqdin ‘aqadtuhu ‘alaa nafsii
fafasakhtuhu wa lam afi bihi.

Artinya: aku memohon kepada Allah dari setiap kesalahan yang aku telah
bertaubat darinya kemudian aku kembali berbuat kesalahan dan aku memohon ampun
kepada Allah dari setiap janji yang telah aku tetapkan atas diriku kemudian aku
melanggarnya dan tidak dapat memenuhinya .

Doa/istighfar di atas diajarkan oleh Nabi Khidhir kepada Bisyr bin Harits
Al-Hafi, seorang sufi besar. Bisyr Al-Hafi berkata, “Aku memiliki sebuah kamar.
Aku menguncinya bila keluar. Suatu hari aku pulang, lalu membuka pintu kamar
itu, kemudian masuk ke dalamnya. Ternyata ada seorang laki-laki yang sedang
berdiri melaksanakan shalat. Orang itu membuatku takut. Lalu ia berkata, “Wahai
Bisyr, jangan takut. Aku adalah saudaramu, Abul-Abbas Khidhir.’ Bisyr lalu
berkata, ‘Ajarkanlah sesuatu kepadaku.’ Nabi Khidir mengatakan, ‘Bacalah ini
(doa/istighfar di atas)’.”

Doa/istighfar tersebut dibaca sebanyak-banyaknya, minimal 3x sehabis shalat
lima waktu, agar tetap mudah dimasa susah.

10. Istighfar Sufyan Ats Tsauri Rahimahullah.

اللهم يارب كل شيء بقدرتك على كل شيء اغفرلى كل شيء ولا
تسألنى عن كل شيء ولا تحاسبنى في كل شيء واطنى كل شيء

Allaahumma Yaa Robba Kulli Syai’(in), Biqudrotika ‘Alaa Kulli Syai’(in),
Ighfirlii Kulla Syai’(in), Wa Laa Tas-Alnii ‘An Kulli Syai’(in), Wa Laa
Tuhaasibnii Fii Kulli Syai’(in), Wa Athinii Kulla Syai’(in).

Artinya : Ya Allah Ya Tuhan segala sesuatu, dengan kekuasaan-Mu atas segala
sesuatu, ampunilah segala sesuatu dosa saya, janganlah kiranya Engkau
menanyakan tentang segala sesuatu, jangnlah Engkau menghisab saya dalam segala
sesuatu, dan berilah saya anugrah segala sesuatu.

وبلغنا أن الإمام أحمد بن حنبل رحمه الله رُئِي بعد موته
في المنام فذكر: أن الله نفعه كثيراً بكلمات سمعها من سفيان الثوري رحمه الله، وهي
هذه

Artinya : Ada sebuah berita yang sampai kepada kami, bahwa seorang shaleh telah
bermimpi berjumpa dengan Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah. sesudah wafatnya,
maka beliau telah berkata kepada orang shaleh itu, bahwa Allah swt. Telah
memberikannya manfaat yang banyak dari beberapa kalimat (dzikir/doa) yang
didengarnya dari Sufyan Ats Tsauri Rahimahullah, yaitu (doa yang diatas).
(Kitab An Nashaaih Ad Diniyah dan Kitab Nashoihul Ibad)

11. Istighfar Al Imam Ahmad Ar Rifa’i.

استغفر الله العظيم الذي لا اله إلا هو الحي القيوم
واتوب إليه من كل ذنب اذنبته عمدا او خطأ سرا او علانية من الذنب الذي اعلم او لا
اعلم انه هو يعلم و انا لا اعلم و هو علام اغيوب و غفار الذنوب و ستار العيوب و
كشاف الكروب و لا حول و لا قوة إلا بالله العلي العظيم

Astaghfirullaahal ‘azhiimal ladzii laa ilaha illa huwal hayyal qayyuuma wa
atuubu ilaihi min kulli dzanbin adznabtuhu ‘amdan au khatha-an sirran au
‘alaaniyatan minadz dzanbil ladzii a’lamu au laa a’lamu innahu huwa ya’lamu wa
anaa laa a’lamu wa huwa ‘allaamul ghuyuubi wa ghaffaarudz dzunuubi wa sattaarul
‘uyubi wa kasysyaaful kurubi wa laa hawla walaa quwwata illa billaahil-`aliyyil­`azhiam.

Aku memohon ampun kepada Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia, yang Maha
hidup lagi senantiasa mengurus hamba­Nya; dan aku bertaubat kepada-Nya dari
segala dosa yang aku perbuat, sengaja maupun tidak sengaja, rahasia (tidak
diketahui orang) atau terang-terangan, yang aku ketahui atau yang aku tidak
ketahui. Sesungguhnya Dia mengetahui dan aku tidak mengetahui, dan dia Maha
Mengetahui hal-hal yang ghaib, Maha Menghapuskan dosa­ dosa, Maha Menutupi aib,
dan Maha Menghilangkan kesusahan. Dan tidak ada daya dan upaya melainkan dengan
izin Allah, Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”

12. Istighfar Al Habib Hasan bin Sholeh Al Bahr.

يا غفار اغفرلي يا تواب تب علي يا رحمن ارحمني يا رءوف
ارافني يا عفو اعف عني

Yaa Ghoffaaru ighfirlii, Yaa Tawwaabu tub ‘alayya, Yaa Rohmaanu irhamnii, Yaa
Ro’uufu ir-afnii, Yaa ‘Afuwwu u’fu annii.

Wahai Yang Maha Pengampun, ampunilah aku, Wahai Yang Maha Menerima tobat,
terimalah tobatku, Wahai Yang Maha Pengasih, kasihanilah aku, Wahai Yang Maha
Penyayang, sayangilah aku, Wahai Yang Maha Pemaaf, maafkanlah aku.

13. استغفر الله الذي لا اله الا هو الرحمن الرحيم الحي
القيوم الذي لا يموت واتوب اليه رب اغفلي

Astaghfirullaah al-ladzii laa ilaha illa huwar rahmaanur rahiimul hayyul
qayyuumul ladzii laa yamuutu wa atuubu ilaihi robbighfirlii. 25x.

Artinya : Aku memohon ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha
Pengasih, Maha Penyayang, Maha Hidup, Maha Berdiri Sendiri, yang tidak akan
mati dan aku bertobat kepada-Nya. Tuhan ampunilah aku.

Barangsiapa mengucapkan do’a/istighfar diatas pada waktu sesudah shalat subuh
dan ashar sebanyak 25x maka insya Allah ia tidak akan melihat sesuatu yang
tidak ia sukai terjadi didalam rumahnya, terhadap keluarganya, penghuni
rumahnya, warga kotanya atau penduduk negaranya. (Al-Imam Al-Habib Hasan bin
Sholeh Al-Bahar)

14. Istighfar Al Habib Ahmad bin Muhammad Al Muhdhor Rohimahullah (Yaman).

استغفر الله العظيم حياء من الله
استغفر الله رجوعا الى الله
استغفر الله فرارا من غضب الله الى رضاء الله
استغفر الله فرارا من سخط الله الى عفو الله
استغفر الله تندما واسترجاعا
استغفر الله تلآفي قبل تلآفي
استغفر الله من الإفراط والتفريط
استغفر الله من التخبيط والتليط
استغفر الله من مفارقة الذنوب
استغفر الله من التدنس بالعيوب
استغفر الله من عدم الحضور فى الصلاة
استغفر الله من جميع التقصير فيها و فى الزكاة
استغفر الله من القنوط من رحمة الله
استغفر الله من الأمن من مكر الله
استغفر الله من عدم القيام بحق الله وخلق الله
استغفر الله من عدم التشمير لطاعة الله
استغفر الله من عقوق الأباء والأمهات
استغفر الله من الظلمات والتبعات
استغفر الله من الخطا الى الخطيئات
استغفر الله من قطيعة الأرحام
استغفر الله من اكتساب الآثام
استغفر الله من حب الجاه والمال
استغفر الله من شهوة القيل والقال
استغفر الله من رؤية النفس بعين التعظيم
استغفر الله من نهر السائل وقهر اليتيم
استغفر الله من الكذب والحسد
استغفر الله من الغيبة والنميمة
استغفر الله من الرياء والسمعة
استغفر الله من سائر الأخلآق المذمومة
استغفر الله من سائر الذنوب القلبية والقوالبية
واللسانية والذوقية والسمعية والبصرية والبدنية والفرجية والصدرية واليدوية
والرجلية والحسية والمعنوية

استغفر الله العظيم من اتباع الهوى وهجر التقوى والميل
إلى زخارف الدنيا

استغفر الله من جميع ما يكره الله ظاهرا وباطنا
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

Astaghfirullaahal ‘azhiima hayaa-an minallaah.
Astaghfirullaah rujuu’an ilallaah.
Astaghfirullaah firoron min ghodhobillaahi ilaa ridhoo-illaah.
Astaghfirullaah firoron min sakhothillaahi ilaa ‘afwillaah.
Astaghfirullaah tanadduman wastirjaa’an.
Astaghfirullaah talaafii qobla talaafii.
Astaghfirullaah minal ifrothi wat-tafrithi.
Astaghfirullaah minat-takhbithi wat-takhlithi.
Astaghfirullaah min mufaaroqotidz-dzunuubi.
Astaghfirullaah minat-tadannusi bil ‘uyuubi.
Astaghfirullaah min ‘adamil hudhuuri fish-sholaati.
Astaghfirullaah min jamii’it-taqshiiri fiihaa wafiz-zakaati.
Astaghfirullaah minal qunuuthi min rohmatillaah.
Astaghfirullaah minal amni min makrillaah.
Astaghfirullaah min ‘adamil qiyaami bi haqqillaah wa kholqillaah.
Astaghfirullaah min ‘adamit-tasymiiri li thoo’atillaah.
Astaghfirullaah min ‘uquuqil abaa-i wal ummahaat.
Astaghfirullaah minazh-zhulumaati wat-tabi’aati.
Astaghfirullaah minal khothoo ilal khothii-ati.
Astaghfirullaah min qothii’atil arhaami.
Astaghfirullaah min iktisaabil aatsaami.
Astaghfirullaah min hubbil jaahi wal maali.
Astaghfirullaah min syahwatil qiili wal qooli.
Astaghfirullaah min ru’yatin nafsi bi ‘ainit-ta’zhiimi.
Astaghfirullaah min nahris saa-ili wa qohril yatiimi.
Astaghfirullaah minal kidzbi wal hasadi.
Astaghfirullaah minal ghiibati wan-namiimah.
Astaghfirullaah minar riyaa-i was-sum’ah.
Astaghfirullaah min saa-iril akhlaaqil madzmumah.
Astaghfirullaah min sa-iridz dzunuubil qolbiyyati wal qowaalibiyyati wal
lisaaniyyati wadz-dzauqiyyati was sam’iyyati wal bashoriyyati wal badaniyyati
wal farjiyyati wash shodriyyati wal yadawiyyati war-rijliyyati wal hissiyyati
wal ma’nawiyyah.
Astaghfirullaahal ‘azhiima min ittibaa’il hawaa wa hajrit taqwaa wal maili ilaa
zakhoorifid dun-ya.
Astaghfirullaah min jamii’i maa yakrohullohu zhoohiron wa baathinan.
Wa shollallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wa
sallam.

Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, karena malu kepada Allah.
Aku memohon ampun kepada Allah agar kembali kepada Allah.
Aku memohon ampun kepada Allah seraya berlari dari murka Allah kepada
ridha-Nya.
Aku memohon ampun kepada Allah seraya berlari dari kebencian Allah kepada
ampunan-Nya.
Aku memohon ampun kepada Allah dengan sepenuh penyesalan dan penyerahan.
Aku memohon ampun kepada Allah dari melampaui batas dan berlebih-lebihan.
Aku memohon ampun kepada Allah dari kerasnya keinginan yang bercampur dari
keinginan-keinginan yang tidak baik.
Aku memohon ampun kepada Allah dari perasaan tidak berdosa.
Aku memohon ampun kepada Allah dari kotoran-kotoran yang disebabkan oleh cela.
Aku memohon ampun kepada Allah dari tidak hadirnya hati ketika shalat.
Aku memohon ampun kepada Allah dari semua kelalaian dalam shalat dan zakat.
Aku memohon ampun kepada Allah dari mengingkari rahmat Allah.
Aku memohon ampun kepada Allah karena merasa aman dari ancaman siksa Allah.
Aku memohon ampun kepada Allah karena tidak memenuhi hak-hak Allah dan
makhluk-Nya.
Aku memohon ampun kepada Allah karena tidak bersemangat dalam taat kepada-Nya.
Aku memohon ampun kepada Allah dari durhaka kepada kedua orangtua.
Aku memohon ampun kepada Allah dari perbuatan zalim dan amarah.
Aku memohon ampun kepada Allah dari berbuat salah yang terulang-ulang.
Aku memohon ampun kepada Allah dari memutus silaturrahmi.
Aku memohon ampun kepada Allah dari usaha yang mengandung dosa.
Aku memohon ampun kepada Allah dari kecintaan kepada pangkat dan harta.
Aku memohon ampun kepada Allah dari keinginan yang tidak bermanfaat.
Aku memohon ampun kepada Allah karena melihat diri sendiri dengan penuh rasa
pengagungan.
Aku memohon ampun kepada Allah dari dosa menolak peminta-minta dan menghardik
anak yatim.
Aku memohon ampun kepada Allah dari dosa suka berbohong dan iri hati.
Aku memohon ampun kepada Allah dari dosa suka menceritakan aib orang lain dan
mengadu domba.
Aku memohon ampun kepada Allah dari sifat riya, sum’ah, ingin dipuji.
Aku memohon ampun kepada Allah dari semua akhlak tercela.
Aku memohon ampun kepada Allah dari semua dosa yang disebabkan karena penyakit
hati, lidah, perasaan, pendengaran, penglihatan, badan, kemaluan, tangan, kaki,
yang terlihat maupun tidak.
Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung dari mengikuti hawa nafsu.
Aku memohon ampun kepada Allah dari segala macam hal yang dibenci Allah yang
terlihat maupun tidak terlihat.
Limpahkanlah shalawat serta salam kepada penghulu kami Nabi Muhammad saww. dan
atas keluarganya dan sahabatnya.

15. اللهم اغفر لنا و لوالدين و لاولادنا و لمشايخنا فى
الدين ولمعلمينا و لاخواننا و لاصحابن و احبابنا و لمن احبنا فيك و لمن احسن الين
و المتصدقين و لمن دخل بيوتنا مؤمنا و لجميع المسلمين و المسلمات و المؤمنين و
الؤمنات

Allaahummaghfirlanaa waliwaalidiinaa, wali-awladiinaa, walimasyaayikhinaa fid
diin, walimu’allimiinaa, wali-ikhwaaninaa, wali-ashhaabinaa, wa ahbaabinaa,
waliman ahabbanaa fiika, waliman ahsana ilainaa, wal-mutashaddiqiina, waliman
dakhola buyuutinaa muminan, walijamii’il muslimiina wal muslimaat wal
mu’miniinan wal mu’minaat.

Ya Allah, ampunilah kami, kedua orang tua kami, anak-anak kami, guru-guru kami
dalam agama, pengajar kami, saudara-saudara kami, teman-teman kami, yang
mencintai kami, serta orang-orang yang mencintai kami karena Engkau,
orang-orang yang berbuat baik kepada kami, orang-orang yang bersedekah,
orang-orang yang masuk kerumah-rumah kami dengan membawa iman, serta seluruh kaum
muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat.

Dikutip dari:
* Al Qur’an.
* Hadis 9 Imam (Kutubu Tis’ah).
* Riyadhus Shalihin =>Al Imam An-Nawawi.
* Ihya Ulumiddin => Al Imam Muhammad bin Muhammad Al Ghazali.
* Irsyadul ‘Ibad Ilasabilirrosyad => Asy Syaikh Zainuddin Al Maribariy.
* An Nashaaih Ad Diniyah wal washaaya Al Imaaniyah => Al Imam Al Habib
Abdullah bin Alwi Al Haddad.
* Risalatul Mu’awanah => Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad.
* Tanbihul Ghafilin => Al Imam Abul Laits As Samarqandi.
* Lubabul Hadits => Al Imam Al Hafidz Jalaluddin Abdurrahman bin Abii Bakar
As Suyuthi.
* Tanqihul Qaul => Asy Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al Bantani.

Penulis : Muhammad Shulfi bin Abu Nawar bin Ahmad Alaydrus

Alfaqir ijazahkan amalan-amalan tersebut diatas bagi siapa saja yang mau
mengamalkannya dan masih banyak lagi dalil-dalil tentang istighfar dan
dzikir-dzikir atau doa-doa dari macam-macam istighfar, dari sekian banyak
istighfar itulah yang alfaqir sering amalkan.. 🙂

محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

http://shulfialaydrus.wordpress.com/

http://shulfialaydrus.blogspot.com/

12 thoughts on “Keutamaan Istighfar Dan Manfaat Dari Beberapa Istighfar.”
  1. Assalamu 'alaikum Warohmatulloohi Wabarokatuh… mohon izin beramal, smoga manfaat & barokah…
    AAMIIN1001X
    terimakasih

  2. Assalamualaikum rahmatullah wabarkatuh, mohon izin dan ridhanya serta ijazah untuk mengamalkan ini beserta keluarga kami semuanya,semoga menjadi berkah. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarkatuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *