Bacaan
Sholat Lengkap Beserta Artinya Menurut 4 Imam Mazhab.
Ada
yang bertanya atau minta kepada Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus
tentang begaimana bacaan sholat dari awal Takbirotul Ihrom hingga akhir salam.
Disini
Habib akan memberikan sedikit ilmu tentang bacaan-bacaan sholat dari 4 Mazhab, walaupun
Habib dalam praktek sholat sehari-harinya bermazhab Syafi’i tetapi perlu juga
di terangkan sedikit bacaan-bacaan sholat dalam 4 Mazhab, agar kita mengetahui
bacaan-bacaan yang lain, sehingga bisa menambah wawasan dan ilmu kita, agar
kita tidak mudah membid’ahkan dan menyalahkan orang lain.
Berikut
ini adalah bacaan sholat Menurut 4 Imam Mazhab.
Sholat
dimulai dari takbiratul ihram hingga salam, ada tuntunan khusus disetiap gerakan
dan bacaannya. Berikut habib rangkumkan bacaan sholat dan artinya sesuai dengan
pendapat 4 imam madzhab.
1.
Niat.
Ada
beberapa perbedaan pendapat tentang pelafalan niat dalam bacaan sholat.
Sebagian berpendapat lebih baik diucapkan, sebagian lagi memilih tidak perlu
diucapkan.
Dikutip
dari buku Ust Abdul Somad yang berjudul “77 Tanya Jawab Seputar Shalat”,
setidaknya ada 4 perbedaan dalam hal mengucapkan niat. Sebagaimana disebutkan
oleh Syekh Abu Bakar al-Jaza’iri dalam “al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Arba’ah”:
* Mazhab
Syafi’i dan Mazhab Hanbali: Niat itu ibadah hati, ucapan lidah bukanlah niat,
akan tetapi membantu untuk mengingatkan hati, kekeliruan pada lidah tidak
memudharatkan selama niat hati itu benar.
* Mazhab
Maliki dan Hanafi: Melafazkan niat tidak disyariatkan dalam shalat, kecuali
jika orang yang shalat itu merasa was-was.
* Mazhab
Maliki: Tidak melafalkan niat itu lebih utama bagi orang yang tidak merasa
was-was, tapi dianjurkan melafazkan niat bagi orang yang was-was.
* Mazhab
Hanafi: Melafazkan niat itu bid’ah, tapi dianggap baik untuk menghilangkan
was-was.
Kapan
waktu untuk berniat?
Tiga
mazhab sepakat; Mazhab Maliki, Hanafi dan Hanbali bahwa sah hukumnya jika niat
mendahului Takbiratul Ihram dalam waktu yang singkat.
Berbeda
dengan Mazhab Syafi’I, mereka berpendapat: niat harus beriringan dengan
Takbiratu Ihram, jika ada bagian dari Takbiratul Ihram yang kosong dari niat,
maka shalat itu tidak sah.
Niat
harus diucapkan atau tidak?
Dari
beberapa perbedaan diatas, dapat disimpulkan bahwa niat itu urusan hati. Orang
yang tidak mengucapkan niat, sholatnya tetap sah. Orang yang memilih
mengucapkan niat juga tidak salah dan tidak perlu dipermasalahkan.
Yang
keliru adalah, orang sholat mengucapkan niat, tapi dalam hatinya bermaksut agar
diperhatikan mertua atau calon istri. Atau dia sholat secara terpaksa karena
dalam perusahaannya mewajibkan sholat. Ini namanya niatnya bukan Lillahi Ta’ala
tapi karena ada maksut tertentu.
2.
Takbiratul Ihram.
Bila
hendak menjalankan sholat, maka hadaplah ke kiblat dan pandangan tertuju ke
arah tempat sujud. Ucapkan “Allahu Akbar” dengan niat ikhlas karena Allah
sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu, atau mensejajarkan kedua
ibu jari dengan daun telinga.
Saat
takbiratul ihram, telapak tangan menghadap ke arah kiblat, jari jemari tidak
terlalu rapat dan juga tidak terlalu mekar, kemudian tangan disedekapkan pada
dada.
Posisi
tangan saat bersedekap dalam sholat.
Letakkan
tangan kanan di atas tangan kiri, adapun batasan posisi jari-jemari saat
bersedekap, berikut pendapat beberapa madzhab:
* Mazhab
Hanbali dan Syafi’i: Meletakkan tangan kanan di atas lengan tangan kiri.
* Mazhab
Hanafi: Meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri, bagi
laki-laki melingkarkan jari kelingking dan jempol pada pergelangan tangan.
Sedangkan bagi perempuan cukup meletakkan kedua tangan tersebut di atas dada
(telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri) tanpa melingkarkan jari
kelingking dan jempol.
Mazhab
Hanafi dan Hanbali: Meletakkan tangan di bawah pusar, berdasarkan hadits dari
Ali, ia berkata: “Berdasarkan Sunnah meletakkan tangan kanan di atas tangan
kiri, di bawah pusar”. (HR. Ahmad dan Abu Daud).
* Mazhab
Syafi’i: Dianjurkan memposisikan kedua tangan tersebut di bawah dada di atas
pusar, agak miring ke kiri agar dekat dengan hati.
* Mazhab
Maliki: Dianjurkan melepaskan tangan (tidak bersedekap) dalam shalat, dengan
lentur, bukan dengan kaku.
Pandapat
yang rajih (terkuat) : pendapat jumhur (mayoritas) ulama adalah meletakkan
tangan kanan di atas tangan kiri, inilah yang disepakati.
3.
Iftitah.
Doa
iftitah adalah bacaan sholat yang dibaca setelah takbiratul ihram dan posisi tangan
sudah melipat . Adapun bacaan doa iftitah yang mashur di kalangan ulama’ adalah
sebagai berikut:
Bacaan
iftitah Madzhab Syafi’i.
Madzhab
Syafi’i memilih bacaan iftitah yang dinyatakan shahih oleh at-Tirmidzi.
Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib berdasarkan riwayat dari Ahmad, Muslim dan
at-Tirmidzi.
وَجَّهْتُ
وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا، وَمَا أَنَا
مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Wajjahtu
wajhiya lilladzii fataras samawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa anaa
minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi
rabbil aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.
Artinya:
“Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan
penuh ketulusan dan kepasrahan, dan aku bukan termasuk orang-orang musyrik.
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku hanya untuk Allah Rabb semesta
alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dengan itulah aku diperintahkan, aku termasuk
orang-orang yang berserah diri (muslim)”.
Bacaan
doa iftitah Mazhab Hanafi dan Hanbali:
سُبْحَانَكَ
اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرَكَ
Subhaanakallahumma
wabihamdka, watabaarokasmuka, wata’aala jadduka, walaa ilaha ghoiruka.
Artinya:
“Maha Suci Engkau ya Allah dan dengan segala puji-Mu, Maha Suci nama-Mu dan
Maha Tinggi keagungan- Mu, tiada Tuhan selain Engkau”. (HR. Abu Daud dan ad-
Daraquthni) dari riwayat Anas. Juga diriwayatkan Abu Daud, at-Tirmidzi,
an-Nasa’I, Ibnu Majah dan Ahmad dari Abu Sa’id.
Bacaan
doa iftitah sholat menurut Majlis Tarjih Muhammadiyah:
اللَّهُمَّ
بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ،
اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ،
اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ
Allaahumma
baa‘id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa‘adta bainal-masyriqi wal-maghrib.
Allaahumma naqqinii min khathaayaaya kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu
minad-danas. Allaahummaghsilnii min khathaayaaya bil-maa’i wats-tsalji
wal-barad.
Artinya:
“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan dosa-dosaku sebagaimana telah Engkau
jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah aku dari dosa-dosa
sebagaimana disucikannya kain yang putih dari kotoran. Ya Allah basuhlah
dosa-dosaku dengan air, salju dan air yang sejuk”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
                                
Ada
juga bacaan singkat doa iftitah berikut ini.

الله أكبر كَبِيرا، وَالْحَمْد لله كثيرا، وَسُبْحَان
الله بكرَة وَأَصِيلا
Allahu Akbar
kabiro, walhamdu lillahi katsiro, wasubhanallahi bukrotaw wa ashila.
Doa pendek ini
didasarkan pada hadits Rasulullah yang menceritakan bahwa ibnu Umar berkata:
suatu ketika kami sholat bersama Rasulullah, salah seorang berkata : “Allahu
Akbar kabiro, walhamdu lillahi katsiro, wasubhanallahi bukrotaw wa ashila”,
kemudian Rasulullah bertanya : “siapa yang mengucapkannya tadi?”, maka orang
tadi menjawab “ saya ya Rasulullah”, kemudian Rasulullah berkata : telah
dibukakan pintu langit (keberkahan) kepadanya. Setelah mendengar hal itu aku
tidak pernah berhenti mengucapkannya.
Hadits ini
diriwayatkan imam Muslim. Imam Tirmidzi, imam An Nasa’i. Kecuali dalam riwayat
An Nasaa-i menyebutkan “bahwa malaikat melindunginya”. Disebutkan dalam Jami’ul
Ushul fi Ahadits Ar Rasul milik ibn Atsir.
4. Al
Fatihah.
Setelah
selesai membaca doa iftitah, bacaan sholat selanjutnya adalah membaca surat Al
Fatihah.
Sebelum
membaca Al Fatihah apakah harus Ta’awudz?
Ulama’
berbeda pendapat tentang membaca Ta’awudz (A’udzubillah) sebelum membaca Al
Fatihah dan surat-surat dalam sholat.
Mazhab
Maliki: Memilih tidak membaca Ta’awwudz dan Basmalah sebelum Al Fatihah.
Mazhab
Hanafi: Mengucapkan Ta’awwudz pada rakaat pertama saja dan dibaca sirr (pelan).
Mazhab
Syafi’i dan Hanbali: Dianjurkan membaca Ta’awwudz secara sirr (pelan) pada awal
setiap rakaat sebelum membaca al-Fatihah, dengan mengucapkan:
أَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
A’uudzu
billaahi minasy syaithoonir rajiim.
Artinya:
“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.”
Apakah
Basmalah dibaca jahr atau sirr ketika membaca Al Fatihah?
Ulama
fiqih berbeda pendapat tentang hal ini, imam syafi’i memilih dibaca jahr (keras),
Imam Hambali memilih dibaca (sirr), Imam Malik dan Imam Abu Hanifah tidak
dibaca sama sekali. Berikut penjelasan tentang membaca bismillah dalam sholat
menurut Ust Adi Hidayat:
Setelah
membaca surat Al Fatihah, lanjutkan dengan membaca surat atau ayat-ayat pendek
di dalam Al Qur’an.
5.
Ruku’
Bacaan
sholat selanjutnya adalah doa rukuk. Gerakan rukuk adalah mengangkat kedua
tangan seperti takbiratul ihram sambil membaca “Allahu Akbar”. Kemudian badan
dibungkukkan sambil tangan memegang kedua lutut. Usahakan punggung rata dan
pandangan tertuju ke arah sujud.
Apa
saja yang dibaca saat ruku’?
Ada
beberapa riwayat tentang bacaan ruku’ saat sholat, dan semuanya berdasarkan
hadist Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Riwayat
pertama:
سُبْحَانَ
رَبِّىَ الْعَظِيمِ
Subhaana
rabiyal ‘azhiim (3x)
Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam ketika ruku’ mengucapkan: “Maha Suci Rabbku Yang
Maha Agung” tiga kali. (HR. Abu Daud, at-Tirmizi, Ibnu Majah, ad-Daraquthni dan
ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir).
Riwayat
kedua:
سُبْحَانَ
رَبِّىَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhaana
rabiyal ‘azhiimi wa bihamdih (3x)
Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam ketika ruku’ mengucapkan: “Maha Suci Rabbku Yang
Maha Agung dan dengan Segala Puji-Nya”. Tiga kali. (Hadits riwayat Abu Daud,
ad-Daraquthni dan al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra).
Riwayat
ketiga:
سُبْحَانَكَ
اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْلِى
Subhaanaka
Allahumma robbanaa wa bihamdika allahummagh firlii
Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam sering membaca pada ruku’ dan sujudnya: “Maha Suci
Engkau Ya Allah dan dengan pujian-Mu Ya Allah ampunilah aku”. (HR. Ibnu Majah
dan Ahmad bin Hanbal) diriwayatkan dari Aisyah istri Nabi.
Masih
ada beberapa riwayat lain tentang bacaan ruku’, hanya saja tiga doa diataslah
doa ruku’ yang paling masyhur di Indonesia.
6.
I’tidal.
Setelah
ruku’ adalah i’tidal, yaitu bangkit berdiri tegak kembali dengan mengangkat
kedua tangan seperti takbiratul ihram sambil mengucap:
سَمِعَ
اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Sami’allaahu
liman hamidah.
Artinya:
“Allah Maha Mendengar orang yang memujiNya.”
Setelah
berdiri tegak, lanjutkan dengan membaca:
[ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ]
atau [رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ]
atau [اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ]
Rabbanaa
lakal hamdu, atau Rabbanaa wa lakal hamdu, atau Allahumma rabbanaa wa lakal
hamdu.
Artinya:
“Wahai Rabb kami, bagimulah segala puji.”
Saat
sholat berjama’ah, ketika i’tidal makmum tidak perlu mengucapkan Sami’allaahu
liman hamidah. Cukup imamnya saja yang mengucapkan, makmum hanya membaca:
Rabbanaa lakal hamdu, atau Rabbanaa wa lakal hamdu, atau Allahumma rabbanaa wa
lakal hamdu.
Bacaan
tambahan dalam i’tidal.
Selain
bacaan diatas, ada jalur riwayat lain yang menerangkan tentang doa i’tidal
dalam sholat. Dari Ibnu Abi Aufa, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam itu ketika mengangkat pundaknya dari ruku’, ia mengucapkan:
سَمِعَ
اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ
الأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَىْءٍ بَعْدُ
Sami’alloohu
liman hamidah, Allohumma robbanaa lakal hamdu mil’as samaawaati wal ardli wa
mil-a maa syi’ta min syai’in ba’du.
Artinya:
Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya. ya Allah Rabb kami, segala puji
bagi-Mu, sepenuh langit dan sepenuh bumi, serta sepenuh apapun yang Engkau
kehendaki”. (HR. Muslim)
7.Sujud.
Setelah
i’tidal sempurna, berdiri tegak sekaligus membaca bacaannya, lanjutkan dengan
sujud. Ucapkan “Allahu Akbar” tanpa mengangkat kedua tangan.
Letakkan
kedua lutut dan jari-jari kaki di atas lantai, lalu kedua tangan, kemudian dahi
dan hidung, dengan menghadapkan ujung jari tangan dan kaki ke arah Qiblat serta
merenggangkan tangan dari kedua lambung dengan mengangkat siku.
Waktu
sujud, manakah yang terlebih dahulu turun menyentuh lantai, telapak tangan atau
lutut?
Ada
dua hadits yang berbeda dalam masalah mana yang lebih dahulu menyentuh lantai
saat sujud.
Hadits
pertama:
Dari
Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila salah
seorang kamu sujud, maka janganlah ia turun seperti turunnya unta, hendaklah ia
meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya”. (HR. Abu Daud).
Hadits
kedua:
Dari
Wa’il bin Hujr, ia berkata: “Saya melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam, ketika sujud ia meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya.
Ketika bangun ia mengangkat kedua tangannya sebelum kedua lututnya”.
(HR.
Abu Daud, an-Nasa’I dan Ibnu Majah).
Ulama
berbeda pendapat dalam mengamalkan kedua hadits ini.
Mazhab
Syafi’i, Hanafi dan satu riwayat dari Imam Malik menyebutkan bahwa mereka
memilih untuk mendahulukan lutut daripada telapak tangan.
Satu
riwayat dari Imam Malik dan al-Auza’i mengamalkan hadits yang menyatakan lebih
mendahulukan tangan daripada lutut.
Apa
yang dibaca saat sujud?
Ada
banyak riwayat yang menerangkan tentang bacaan sujud dalam shalat, hanya saja
di Indonesia yang paling masyhur adalah bacaan-bacaan berikut ini:
Doa
sujud pertama:
Ketika
sujud, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membaca doa ini tiga kali:
سُبْحَانَ
رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhaana
robbiyal ‘a’la wabihamdih (3x)
Artinya:
Mahasuci Tuhanku yang Mahatinggi dan dengan segala Pujian bagi-Nya. (HR. Abu
Daud, Ahmad, ad-Daraquthni, ath-Thabrani dan al-Baihaqi).
Doa
sujud kedua:
Ketika
sujud, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengucapkan tiga kali pada
sujudnya:
سُبْحَانَ
رَبِّىَ الْأَعْلَى
Subhaana
robbiyal ‘a’la (3x)
Artinya:
“Mahasuci Tuhanku yang Mahatinggi.”(HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan
ath-Thabrani).
Doa
sujud ketiga:
Diriwayatkan
dari Aisyah istri Nabi, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membaca pada
ruku’ dan sujudnya:
سُبْحَانَكَ
اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْلِى
Subhaanaka
Allahumma robbanaa wa bihamdika allahummagh firlii.
Artinya:
“Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan pujian-Mu Ya Allah ampunilah aku”. (HR.
Al-Bukhari dan Muslim).
Doa
sujud ke empat:
Ketika
sujud, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membaca:
اللَّهُمَّ
لَكَ سَجَدْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ
وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Allahumma
laka sajadtu, wa bika aamantu wa laka aslamtu, sajada wajhiya lilladzi
kholaqohu, wa showwarohu, wa syaqqo sam’ahu, wa bashorohu. Tabarakallahu
ahsanul kholiqiin.
Artinya:
“Ya Allah, kepada-Mu sujudku, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah
diri. Wajahku bersujud kepada Dia yang telah menciptakannya, membentuknya,
menciptakan pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah sebaik-baik
pencipta”. (HR. Muslim).
8.
Duduk diantara dua sujud.
Setelah
sujud dengan sempurna, langkah selanjutnya adalah duduk antara dua sujud.
Angkat kepala sambil Takbir dengan membaca “Allahu Akbar”, kemudian bacalah
salah satu doa berikut ini:
Dari
Ibnu Abbas, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam diantara dua
sujud mengucapkan:
اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِى وَارْحَمْنِى وَعَافِنِى وَاهْدِنِى وَارْزُقْنِى
Allaahummaghfirlii
warhamnii a’aafinii wahdinii warzuqnii
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, lindungilah aku, berilah aku
petunjuk dan berilah aku rezeki.” (HR. Abu Daud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan
al-Hakim).
Dari
Ibnu Abbas, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam saat duduk
diantara dua sujud membaca:
اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِى وَارْحَمْنِى وَاجْبُرْنِى وَاهْدِنِى وَارْزُقْنِى
Allohummaghfirlii
warhamnii wajburnii wahdinii warzuqnii
“Ya
Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, berilah petunjuk kepadaku,
dan berilah rizki untukku”.
Adapun
bacaan doa duduk diantara dua sujud menurut Mazhab Syafi’I, Mazhab Maliki dan
Mazhab Hanbali yang masyhur adalah:
رَبِّ
اغْفِرْ لِى وَارْحَمْنِى وَاجْبُرْنِى وَارْفَعْنِى وَارْزُقْنِى وَاهْدِنِى وَعَافِنِى
Rabbighfirlii
warhamnii wajburnii warfa’ni warzuqnii wahdinii wa’aafinii
Artinya:
“Ya Rabbku ampunilah aku, rahmatilah aku, muliakanlah aku, angkatlah aku,
berilah aku rezeki, berilah aku hidayah dan berilah aku kebaikan”.
9.
Tasyahud awal.
Tasyahud
awal dilakukan pada rakaat kedua, setelah selesai dari sujud yang kedua.
Duduklah di atas kaki kiri dan letakkanlah kedua tangan diatas lutut.
Julurkan
jari-jari tangan kiri, sedangkan tangan kanan menggenggam jari kelingking, jari
manis dan jari tengah, serta mengacungkan jari telunjuk dan sentuhkan ibu jari
pada jari tengah.
Diriwayatkan
dari Adullah bin Abbas dalam hadis riwayat Imam Muslim bacaan tahiyat awal
adalah sebagai berikut:
التَّحِيَّاتُ
الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا
النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ
اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُولُ اللَّهِ
Attahiyyaatul
mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan
nabiyyu wa rohmatulloohi wa barokaatuh. Assalaaamu’alainaa wa ‘alaa
‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna
Muhammadar rosuulullooh.
Artinya:
Segala penghormatan, keberkahan, shalawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga
salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai Nabi, demikian pula rahmat
Allah dan berkahNya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan
hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada ilah kecuali Allah dan
aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah (HR. Muslim).
Sedangkan
bacaan tahiyat awal dari Abdullah bin Mas’ud diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari
dalam kitabnya Shahihul Bukhari adalah sebagai berikut;
التَّحِيَّاتُ
لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ
وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ،
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Attahiyyatu
lillaah wash sholawaatu wath thoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa
rohmatulloohi wa barokaatuh. Assalaaamu’alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish
shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallooh wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu
warosuuluh.
Artinya:
Segala penghormatan, shalawat dan kebaikan-kebaikan hanya bagi Allah. Semoga
salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai Nabi, demikian pula rahmat
Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan
hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada ilah kecuali Allah dan
aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasulNya. (HR. Bukhari dan
Muslim).
Setelah
membaca doa diatas, lanjutkan dengan membaca sholawat kepada Nabi yang
bunyinya:
اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ،
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ،
إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allahumma
sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad.
Artinya:
“Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.
10.
Tasyahud akhir..
Duduk
dalam tahiyat akhir ini caranya sama seperti tahiyat awal, hanya saja kaki kiri
tidak diduduki. Bacaanya pun sama seperti doa pada tahiyat awal, ditambah juga
bacaan sholawat kepada Nabi dibawah ini. Tapi pada tasyahud akhir, sebelum
salam ditambahkan membaca doa perlindungan.
اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ،
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ،
إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allahumma
sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala Ibroohim wa
‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid. Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa
‘ala aali Muhammad kamaa baarokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali Ibrohimm innaka
hamidun majiid.
Artinya:
“Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad
sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga
Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah,
berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana
Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia”. (HR. Bukhari & Muslim)
الَّلهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ
الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Allaahumma
innii a’uudzu bika min ‘adzaabi jahannama, wa min ‘adzaabil qobri, wa min
fitnatil mahya wal mamaati, wa min syarri fitnatil masiihid dajjal.
Artinya:
“Ya Allah saya berlindung kepadaMu dari siksa api neraka jahannam, dan dari
siksa kubur, dan dari fitnah kehidupan serta kematian, dan juga dari fitnah
keburukan Al Masih Dajjal”.
11.
Salam.
Setelah
membaca doa memohon perlindungan dari keburukan pada tahiyat akhir, selanjutnya
adalah salam.
Berpalinglah
ke kanan dan kiri sambil membaca salam:
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
Assalaamu’alaikum
wa rahmatullah
Artinya:
“Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu.”
Demikian
tata cara sholat menurut 4 imam madzhab. Semua gerakan dan bacaan sholat di
atas tidak boleh dilakukan dengan terburu-buru. Hayati setiap arti bacaan
sholat tersebut agar bisa mengerjakan dengan khusu’ dan sempurna.
Berikut ini bacaan sholat
dalam Mazhab Syafi’i.


1.
Niat.
Di
ucapkan di hati dan lisan saat mau sholat dan disaat mengangkat tangan dalam
takbirotul ikhrom (Berbarengan dengan takbirotul ikhrom niat dibaca saat
membaca Allahu Akbar hati mengucapkan niat).
2.
Takbiratul Ihram. (Membaca Allahu Akbar)
3.
Membaca doa Iftitah.

اللَّهُ أكبرُ كَبِيراً، والحمدُ
لِلَّه كَثِيراً، وسبحان الله بُكْرَةً وَأصِيلاً؛ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي
فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفاً مُسْلِماً، وما أنا من المُشْرِكِينَ،
إنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبّ العالَمِينَ، لا
شَرِيكَ لهُ، وَبِذَلِكَ أمرتُ وأنَا مِنَ المُسْلِمينَ؛

Allahu Akbar kabiro, walhamdu lillahi katsiro, wasubhanallahi bukrotaw wa
ashila, wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal ardha hanifammuslima,
wa maa ana minal musyrikin. Inna sholati wa nusuki, wa mahyaaya wa mamaati
lillahi rabbil’aalamiin. Laa syariikalahu wa bi dzaalika umirtu wa ana minal
muslimin. 


Artinya
“sungguh maha besar Allah, dan sungguh segala puji bagi Allah, dan maha suci
Allah baik dipagi maupun petang hari, aku menghadapkan diri kepada Dzat sang
pencipta langit dan bumi seraya berserah diri kepadaNya,dan aku bukanlah dari
orang-orang yang menyekutukan, sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya, dan
karena itulah aku diperintan dan aku bagian dari orang-orang yang berserah
diri.
4. membaca
Al Fatihah dengan dengan Basmalah.
5.
Ruku’ (bacaan ruku)
سُبْحَانَ
رَبِّىَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhaana
rabiyal ‘azhiimi wa bihamdih (3x)
Maha
Suci Rabbku Yang Maha Agung dan dengan Segala Puji-Nya.
6.
I’tidal (bacaan I’tidal).
سَمِعَ
اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ
الأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَىْءٍ بَعْدُ
Sami’alloohu
liman hamidah, Allohumma robbanaa lakal hamdu mil’as samaawaati wal ardli wa
mil-a maa syi’ta min syai’in ba’du.
Artinya:
Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya. ya Allah Rabb kami, segala puji
bagi-Mu, sepenuh langit dan sepenuh bumi, serta sepenuh apapun yang Engkau
kehendaki”. (HR. Muslim)
7.Sujud
(bacaan sujud)
سُبْحَانَ
رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhaana
robbiyal ‘a’la wabihamdih (3x)
Artinya:
Mahasuci Tuhanku yang Mahatinggi dan dengan segala Pujian bagi-Nya.
8. Duduk
diantara dua sujud (membaca doa di antar dua sujud)
رَبِّ
اغْفِرْ لِى وَارْحَمْنِى وَاجْبُرْنِى وَارْفَعْنِى وَارْزُقْنِى وَاهْدِنِى وَعَافِنِى
وَاعْفُ عَنِّيْ
Rabbighfirlii
warhamnii wajburnii warfa’ni warzuqnii wahdinii wa’aafinii
wa’fu ‘annii.
Artinya:
“Ya Rabbku ampunilah aku, rahmatilah aku, muliakanlah aku, angkatlah aku,
berilah aku rezeki, berilah aku hidayah dan berilah aku kebaikan dan ampunilah
aku.
9.
Tasyahud awal (membaca doa Tasyahud awal).
التَّحِيَّاتُ
الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا
النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ
اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُولُ اللَّهِ
Attahiyyaatul
mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan
nabiyyu wa rohmatulloohi wa barokaatuh. Assalaaamu’alainaa wa ‘alaa
‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna
Muhammadar rosuulullooh.
Setelah
membaca doa diatas, lanjutkan dengan membaca sholawat kepada Nabi yang
bunyinya:
اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ،
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ،
إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allahumma
sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad.
Artinya:
“Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.
10.
Tasyahud akhir (membaca doa tasyahud akhir).
التَّحِيَّاتُ
الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا
النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ
اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُولُ اللَّهِ
Attahiyyaatul
mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan
nabiyyu wa rohmatulloohi wa barokaatuh. Assalaaamu’alainaa wa ‘alaa
‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna
Muhammadar rosuulullooh.
اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ،
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ،
إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allahumma
sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala Ibroohim wa
‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid. Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa
‘ala aali Muhammad kamaa baarokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali Ibrohimm innaka
hamidun majiid.
Artinya:
“Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad
sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga
Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah,
berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana
Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia”. (HR. Bukhari & Muslim)
الَّلهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ
الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Allaahumma
innii a’uudzu bika min ‘adzaabi jahannama, wa min ‘adzaabil qobri, wa min
fitnatil mahya wal mamaati, wa min syarri fitnatil masiihid dajjal.
Artinya:
“Ya Allah saya berlindung kepadaMu dari siksa api neraka jahannam, dan dari
siksa kubur, dan dari fitnah kehidupan serta kematian, dan juga dari fitnah
keburukan Al Masih Dajjal”.
Dan boleh
di tambah doa yang lain berdasarkan Sunnah doa lainnya.
11.
Salam (membaca salam).
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
Assalaamu’alaikum
wa rahmatullah
Artinya:
“Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu.”
Itulah
penjelasan singkat bacaan-bacaan dzikir dan doa sholat.
(Referensi
dari berbagai sumber).
Website :
http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/ atau
https://shulfialaydrus.wordpress.com/
Instagram : @shulfialaydrus
Twitter : @shulfialaydrus dan @shulfi
Telegram : @shulfialaydrus
Telegram Majelis Nuurus Sa’aadah :
https://telegram.me/habibshulfialaydrus
LINE : shulfialaydrus         
Facebook : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar
Al ‘Aydrus
Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau
https://www.facebook.com/groups/160814570679672/
Donasi atau infak atau sedekah.
Bank BRI Cab. JKT Joglo.
Atas Nama : Muhamad Shulfi.
No.Rek : 0396-01-011361-50-5.
           
Penulis : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al
‘Aydrus, S.Kom.
محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس
One thought on “Bacaan Sholat Lengkap Beserta Artinya Menurut 4 Imam Mazhab.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *